Pendidikan
merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,ini berarti bahwa setiap
manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan.
Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam
mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan.
Sehingga menjadi seorang yang terdidik itu sangat penting. Pendidikan pertama
kali yang kita dapatkan di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan
lingkungan masyarakat. merasakan bahwa anak dibutuhkan dalam keluarga. Sebab
merasa keluarga sebagai sumber kekuatan yang membangunya. Dengan demikian akan
timbul suatu situasi yang saling membantu,saling menghargai,yang sangat
mendukung perkembangan anak.
Di dalam
keluarga yang memberi kesempatan maksimum pertumbuhan,dan perkembangan adalah
orang tua. Dalam lingkungan keluarga harga diri berkembang karena
dihargai,diterima,dicintai,dan dihormati sebagai manusia. Itulah pentingnya
mengapa kita menjadi orang yang terdidik di lingkungankeluarga.Orang tua
mengajarkan kepada kita mulai sejak kecil untuk menghargai orang lain.
Sedangkan di lingkungan sekolah yang menjadi pendidikan yang kedua dan apabila
orang tua mempunyai cukup uang maka dapat melanjutkannya ke jenjang yang lebih
tinggi dan akan melanjutkan ke Perguruan Tinggi kemudian menjadi seorang yang
terdidik . Alangkah pentingnya pendidikan itu. Guru sebagai media pendidik
memberikan ilmunya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Peranan guru sebagai
pendidik merupakan peran memberi bantuan
dan dorongan ,serta tugas-tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak agar anak dapat mempunyai rasa tanggung jawab
dengan apa yang dia lakukan. Guru juga harus berupaya agar pelajaran yang
diberikan selalu cukup untuk menarik minat anak .
Selain
itu peranan lingkungan masyarakat juga penting bagi anak didik . Hal ini berarti memberikan gambaran
tentang bagaimana kita hidup bermasyarakat.Dengan demikian bila kita
berinteraksi dengan masyarakat maka mereka akan menilai kita,bahwa tahu mana orang yang terdidik,dan tidak terdidik. Di zaman Era Globalisasi
diharapkan generasi muda bisa mengembangkan ilmu yang didapat sehingga tidak
ketinggalan dalam perkembangan zaman. Itulah pentingnya menjadi seorang yang
terdidik baik di lingkungan Keluarga,Sekolah,dan Masyarakat.
Apa
sih kewirausahaan itu?. Mungkin beberapa dari kalian sudah pernah mendengar
kata kewirausahaan, Secara Etimologi, kewirausahaan memiliki kata dasar yaitu
wirausaha. Nah wirausaha itu sendiri berasal dari kata wira dan usaha. Wira
bisa diartikan sebagai Pejuang, pahlawan, manusia unggul, atau kalau menurut
gue sih yaa orang yang bisa melakukan suatu hal dengan sendirinya. Sedang kan
kata Usaha bisa di artikan dengan perbuatan amal, bekerja, atau berbuat
sesuatu. Jadi kalau kita gabungkan kedua kata tersebut maka wirausaha dapat
diartikan dengan seorang pejuang yang memiliki tekad yang kuat untuk bekerja
atau membuat sesuatu. Wirausaha menurut Geoffrey G. Meredit (1995) yaitu orang
yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan kesempatan bisnis
mengumpulkan sumber sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan
daripadanya serta mengambil tindakan yang tepat, guna memastikan kesuksesan
sedangkan pendapat berbeda dikemukakan oleh Skinner (1992) dimana wirausaha
adalah seseorang yang mengambil risiko yang diperlukan untuk mengorganisasikan
dan mengelola suatu bisnis menerima imbalan jasa berupa profit nonfinancial.
Adapun ciri atau jenis perilaku dari seorang wirausahan sebagai berikut :
1. Memiliki keberanian serta mempunai daya
kreasi yang tinggi
Seorang
wirausaha haruslah memiliki keberanian dan memiliki daya kreasi yang tinggi,
mereka harus mampu membuat ide-ide yang baru dan inovatif guna memuaskan para
konsumen yang akan mereka hadapi
2. Berani mengambiil risiko
Seorang
yang sudah bertekad untuk menjadi seorang wirausahawan tentu saja harus berani
mengambil risiko, berani untuk jatuh dan segala hal-hal yang tidak diinginkan.
Bila mereka tidak berani mengambil risiko, dapat dipastikan bila mereka jatuh
dalam berbisnis maka mereka akan stress atau menjadi gila.
3. Memiliki semangat dan kemauan
keras
Seorang
wirausahawan yang sukses, tentu memiliki semangat dan kemauan keras dalam
dirinya, sehingga dalam semangat dan kemauan tersebut akan membuahkan ide-ide
iinovatif
4. Memiliki analisis yang tepat
Seorang
wiruausahawan harus memiliki analisis yang tepat, dan setidaknya analisis yang
mereka perkirakan mendekati 100%. karena dalam berbisnis, analisa sangat
diperlukan untuk melayani kebutuhan para konsumen dan mendapatkan untung dari
suatu usaha yang dibuat
5. Tidak konsumtif
Sebagai
seorang wirausahawan mereka setidaknya mengurangi sifat konsumtifnya. karna
seorang wirausahawan dituntut untuk bersikap produktif dan menghasilkan
karya-karya inovatif
6. Memiliki jiwa pemimpin
Jiwa
pemimpin harus ada di setiap wirausahawan, Dengan ini, mereka bisa membuat
usahanya maju dan bisa memperkerjakan tenaga-tenaga yang handal
7. Berorientasi pada masa depan
Wirausahawan
sudaha pasti memiliki pandangan terhadap masa depannya, mereka sudah memiliki
rencana-rencana yang sudah disiapkan untuk kedepannya agar tidak bingung ketika
dihadapkan oleh suatu masalah.
Sebagai seorang
Wirausahawan tentu mempunyai kunci penting untuk menjadi seorang wirausahawan
yaitu pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas.
Sedangkan
karakteristik wirausahawan menurut Mc Clelland terbagi menjadi beberapa bagian
yaitu
a. Keinginan untuk berprestasi
b. Keinginan untuk bertanggung jawab
c. Preferensi kepada resiko-resiko menengah
d. Persepsi kepada kemungkinan berhasil
e. Rangsangan oleh umpan balik
f. Aktivitas energik
g. Orientasi ke masa depan
h. Keterampilan dalam pengorganisasian
i. Sikap terhadap uang
Karakteristik
wirausahawan yang sukses dengan n Ach tinggi yaitu :
a. Kemampuan inovatif
b. Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity)
c. Keinginan untuk berprestasi
d. Kemampuan perencanaan realistis
e. Kepemimpinan terorientasi kepada tujuan
f. Obyektivitas
g. Tanggung jawab pribadi
h. Kemampuan beradaptasi
i. Kemampuan sebagai pengorganisasi dan
administrator
Tiga
kebutuhan dasar yang mempengaruhi pencapaian tujuan ekonomi menurut Mc Clelland
yaitu kebutuhan untuk berprestasi (n
Ach), kebutuhan berafiliasi (n Afill) dan kebutuhan untuk berkuasa (n Pow).
Tujuan ekonomi tersebut biasa nya selalu di aplikasikan di dalam kehidupan
berwiraushawan seperti berikut
Contoh
kebutuhan untuk berprestasi (n Ach) yaitu seorang wirausahawan tentu ingin
usahanya meraih suatu tingkat pencapaian tertentu dan tidak menjadi usaha yang
hanya biasa-biasa saja, misalnya mendapatkan prestasi atau penghargaan top
brand award atau best seller record, atau penghargaan-penghargaan lainnya dari
berbagai instansi terkait yang menunjukkan bahwa usaha tersebut memiliki
prestasi yang tinggi dan bukan sekedar usaha yang biasa-biasa saja.
Contoh
kebutuhan untuk berafiliasi (n Afill) yaitu suatu usaha tidak dapat 100%
benar-benar berdiri sendiri dalam menjalankan usahanya. Dalam berbagai segi
bisnis, dibutuhkan rekan atau mitra yang dapat diandalkan untuk menjalankan
usaha (mitra usaha ini dapat berupa supplier, distributor, agen, penanam modal,
dan lain-lain). Kebutuhan suatu usaha untuk bekerja sama dan berhubungan dengan
mitra usahanya ini merupakan contoh kebutuhan untuk berafiliasi. Koneksi yang
luas, merupakan salah satu hal penting yang perlu dimiliki oleh seorang
wirausahawan.
Contoh
kebutuhan untuk berkuasa (n Pow) yaitu seorang wirausahawan tentunya ingin
menguasai pasar. Selain itu, ada keinginan dari diri sendiri untuk menciptakan
lapangan kerja bagi orang lain (memiliki usaha sendiri dan memimpin sejumlah
orang/karyawan). Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa seorang
wirausahawan memiliki kebutuhan untuk berkuasa (ingin memimpin, bukannya
dipimpin).
Ketika
kita ingin belajar menjadi seorang wirausahawan tentu nya kita harus mengenal Sumber-sumber
gagasan dalam identifikasi peluang usaha baru untuk dijadikan target
pertimbangan diantaranya yaitu
a. Konsumen,
yaitu wirausahawan harus selalu memperhatikan apa yang menjadi keinginan
konsumen atau memberi kesempatan kepada konsumen untuk mengungkapkan keinginan
mereka.
b. Perusahaan
yang sudah ada, yaitu wirausahawan harus selalumemperhatikan dan mengevaluasi
produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan yang sudah ada dan kemudian
mencari cara untuk memperbaiki penawaran yang sudah ada sehingga dapat
membentuk peluang baru.
c. Saluran
distribusi, merupakan sumber gagasan baru yang sangat baik karena kedekatan
mereka dengan kebutuhan pasar.
d. Pemerintah, merupakan sumber pengembangan
gagasan baru dengan dua cara yaitu melalui dokumen hak-hak paten yang
memungkinkan pengembangan suatu produk yang baru, dan melalu peraturan
pemerintah terhadap dunia usaha yang memungkinkan muncuknya suatu gagasan
tentang usaha baru.
e. Penelitian dan pengembangan. merupakan
suatu kegiatan yang sering menemukan atau menghasilkan suatu gagasan produk
baru atau perbaikan terhadap produk yang sudah ada.
Ketika sumber
gagasan dan identifikasi peluang telah kita pahami secara mendalam saat nya
kita masuk ke unsur-unsur analisa peluang pokok dimana unsur ini menyangkut
keberlangsungan usaha kita nanti nya, adapaun unsur-unsur tersebut antara lain
a.
Biaya
tetap yang merupakan pengeluaran yang diadakan tanpa mempertimbangkan jumlah
produk yang dihasilkan
b. Biaya variabel.yang
merupakan pengeluaran yang berfluktuasi dengan jumlah produk yang dihasilkan
c.
Biaya total yang merupakan total biaya tetap dan biaya variabel yang
berkaitan dengan produksi
d. Pendapatan
total yang merupakan semua nilai penjualan yang terakumulasi dengan penjualan
produk
e.
Keuntungan yang merupakan jumlah pendapatan total yang melebihi biaya
total
f.
Kerugian yang merupakan jumlah biaya total yang melebihi pendapatan
total
g.
Titik pulang pokok yang merupakan titik impas atau pendapatan total sama
dengan biaya total
Nah, setelah kita mengetahui apa
saja unsur-unsur analisa peluang ada baiknya jika kita juga perlu mengetahui bentuk-bentuk
kepemilikan usaha agar nanti nya kita bisa memilih bentuk kepemilikan apa yang
kira-kira sesuai dengan kemampuan wirausaha yang akan didirikan nanti nya.
Berikut adalah tipe kepemilikin usaha
a. Pemilikan tunggal (firma) merupakan
organisasi bisnis kecil paling umum. Perusahaan dimiliki dan dijalankan satu
orang. Hanya memerlukan izin dan mendaftar untuk memulai usaha.
Keuntungan:
kewajiban hukum yang dipenuhi hanya sedikit dan tidak semahal bentuk kongsi atau
perseroan, pemilik tidak membagi laba dengan siapapun, tidak perlu
berkonstultasi dengan sesame pemilik atau rekanan sehingga memiliki kekuasaan
membuat keputusan dan pengendalian sepenuhnya, pemilik dapat menanggapi
kebutuhan-kebutuhan bisnis dengan cepat dalam bentuk keputusan manajemen
sehari-hari, dan pemilikan tunggal biasanya bebas dari pengawas pemerintah dan
perpajakan khusus.
Kerugian:
kewajiban dan tanggung jawab tidak terbatas atas seluruh utang perusahaan,
modal yang tersedia jauh lebuh kecil dibandingkan organisasi bisnis lainnya,
dan sukar mendapatkan pembiayaan jangka panjang dan sangat tergantung
keterampilan pemilik menyebabkan perusahaan tidak stabil.
b. Kongsi merupakan asosiasi dari dua orang
atau lebih, yang bertindak sebagai pemilik bersama dari sebuah bisnis.
Ayat-ayat perjanjian dari kongsi biasanya dirumuskan untuk menentukan sumbangan
masing-masing rekanan kepada bisnis.
Keuntungan:
formalitas hukum dan pengeluaran-pengeluaran lebih sedikit dibandingkan dengan
persyaratan-persyaratan dalam pendirian perseroan, para rekanan termotivasi
untuk menerapkan kemampuan terbaik karena ikut mendapatkan laba, lebih mudah
mendapatkan modal besar dan memiliki ketarampilan yang lebih luas dibandingkan
firma, dan pengambilan keputusan lebih luas dibandngan perseroan.
Kerugian:
terdapat kewajiban tak terbatas minimal bagi seorang rekanan, dapat berakhir
kapan saja dan dapat dilanjutkan dengan membentuk kongsi baru, kongsi relatif
lebih sukar untuk memperoleh modal dalam jumlah besar dibandingkan perseroan,
dan rekanan merupakan agen bisnis itu dan tindakan mereka mengikat rekanan
lain.
c. Perseroan merupakan jenis organisasi
bisnis paling rumit. Biasanya dibentuk dengan kekuasaan dari sebuah badan
pemerintah dan harus menurut hukum dagang, dan peraturan-peraturan pemerintah
pusat maupun daerah.
Keuntungan:
kewajiban terbatas hanya dalam jumlah saham, kepemilikan dengan mudah
dipindahkan keorang lain, memiliki ekstensi hukum yang terpisah, ekstensi
perusahaan relative lebih stabil dan permanen sehingga perusahaan dapat
berjalan melaksanaan usahanya, pendelegasian kekuasaan pada manajer
professional, dan perseroan sanggup menggaji spesialis.
Kerugian:
kegiatannya dibatasi oleh akte pendirian sesuai hukum dan perundangan, banyak
peraturan pemerintah yang harus diperhatikan, membutuhkan biaya yang besar
dalam pendiriannya, dan pajak yang tinggi karena adanya berbagai instasi
pemerintah.
d. perusahaan yang go public biasanya
memperoleh cara mudah untuk mendapatkan modal tambahan terutama utang. Tidak
hanya pembiayaan hutang tetapi modal ekuitas masa depan lebih mudah diperoleh
ketika diperoleh kenaikan harga saham.
Keuntungan:
diperolehnya modal ekuitas baru, diperoleh nilai dan kemampuan dialihkan dari
aktiva organisasi, kemampuan untuk mendapatkan dana dimasa depan dengan
relative lebih mudah, dan mendapatkan prestise.
Kerugian:
hilangnya fleksibilitas dan meningkatnya beban administrasi yang
diakibatkannya. Liquidasi, Reorganisasi dan Rescheduling.
Setelah kita
mengetahui badan kepemilikan usaha yang tepat ada baik nya kita juga perlu
mempertimbangkan penyediaan sumber daya manusia dimana SDM ini merupakan hal
yang sangat vital dalam usaha yang akan di buat nanti. Adapun langkah-langkah
penyediaan sumber daya manusia antari lain
a.
Perekrutan
karyawan
Penarikan tenaga
kerja adalah langkah pertama di dalam menyediakan umber daya manusia bagi
organisasi kewiraswastaan setiap kali
terdapat posisi
yang kosong.
b. Seleksi calon karyawan
Seleksi tenaga
kerja adalah penyaringan awal dari calon sumber daya manusia yang tersedia
untuk mengisi suatu posisi. Tujuannya adalah untuk memperkecil hingga jumlah
yang relatif sedikit calon karyawan dari mana seseorang akhirnya akan disewa.
c. Pelatihan karyawan
Pelatihan karyawan
adalah keterampilan yang diajarkan pihak perusahaan kepada karyawannya.
d. Penilaian hasil kerja
Penilaian
tentang hasil kerja yang telah dilakukan oleh karyawannya, apakah sesuai dengan
yang diharapkan atau belum.
Dalam menentukan
sumber daya manusia yang handal tentunya di perlukam tahapan seleksi atau
pemilihan calon karyawan sesuai yang diharapkan oleh perusahaan agar mereka
yang terpilih sebagai karyawan tentu nya diharapkan mampu membawa kemajuan
besar bagi perusahaan, adapun tahapan seleksi atau pemilihan karyawan sebagai
berikut
Tahap-Tahap
Proses Seleksi
• Penyaringan
Pendahuluan dari rekaman, berkas data, dll
• Wawancara
Pendahuluan
• Tes Kecerdasan
(intelegence)
• Tes Bakat
(Aptitude)
• Tes
Kepribadian (Personality)
• Rujukan
Prestasi (Performance References)
• Wawancara
Dianostik
• Pemeriksaan
Kesehatan
• Penilaian Pribadi
Dua alat yang
sering digunakan untuk membantu proses seleksi adalah :
1. Ujian (testing)
Sebagai
penelitian kualitas sumber daya manusia yang relevan untuk menjalankan tugas
atau jabatan yang tersedia.
Dibagi menjadi
empat kategori :
- tes bakat
(aptitude test), mengukur potensi individu untuk melaksanakan beberapa tugas.
Test bakat dibedakan dengan pengukuran kecerdasan umum sementara yang lainnya
mengukur kemampuan khusus, seperti mekanial.
- tes pencapaian
(achievement test), mengukur tingkat keterampilan atau pengetahuan yang
dimiliki oleh individu dalam bidang tertentu dinamakan test pencapaian.
Keterampilan dan pengetahuan ini mungkin diperoleh melalui berbagai aktivitas
pelatihan atau pengalaman nyata.
- tes minat
vokasional (vocational interest test), berusaha mengukur minat individu di
dalam melaksanakan berbagai jenis aktivitas dan diatur dengan asumsi bahwa
orang-orang tertentu melaksanakan tugas dengan baik karena aktivitas pekerjaan
tersebut menarik bagi mereka. Tujuan dasar dari tipe test ini adalah untuk
membantu memilih individu-individu yang menemukan aspek tertentu dari posisi
yang lowong adalah menarik.
- tes
kepribadian (personality test), menguraikan dimensi kepribadian individu,
seperti kematangan emosional, subyektivitas, atau obyektivitas.
2. Pusat Penilaian (assesment Center)
Suatu
program, dan bukannya tempat, dimana peserta tergabung dalam sejumlah individu
dan kelompok latihan yang dibentuk untuk menstimulasi aktivitas-aktivitas
penting pada tingkat dimana peserta berharap untuk bisa mencapai suatu
tingkatan tertentu.
3. Pelatihan (Training)
Pelatihan
adalah proses pengembangan kualitas sumber daya manusia yang pada akhirnya akan
membuat sumber daya tersebut menjadi lebih produktif dan, karenanya bisa
menyumbang bagi pencapaian tujuan organisasional.
Teknik
pengembangan keterampilan dalam program pelatihan bisa dibagi menjadi dua
kategori luas : (1) Teknik dalam jabatan untuk mengembangkan keterampilan (on
the job teckniques for develoving skill), dan (2) teknik ruang kelas untuk
mengembangkan keterampilan (classroom techniques for develoving skill).
Teknik
tertentu yang diajukan pada pengembangan keterampilan dalam ruang kelas
termasuk berbagai tipe permainan manajemen (management games) dan suatu macam
aktivitas permainan peranan (role playing activities). Format il dari siswa
latihan untuk membuat dan kemudian mengevaluasi berbpaling umum bagi permainan
manajemen membutuhkan suatu kelompok kecagai keputusan manajemen.
1. Evaluasi Program Pelatihan., Sesudah program
pelatihan selesai program tersebut hendaknya dievaluasi keefektivitasannya.
Karena program pelatihan merupakan suatu investasi biaya, manajemen hendaknya
mendapatkan hasil pengembalian yang layak. Biaya-biaya termasuk bahan, waktu
bagi pelatihan, dan kehilangan produksi akibat individu yang dilatih dan
bukannya bekerja. Pada dasarnya, program pelatihan harus dievaluasi untuk
menentukan apakah ia memenuhi kebutuhan di mana program tersebut dirancang.
2. Penilaian Hasil Kerja (Performance
Appraisal), sesudah individu direkrut, diseleksi dan dilatih, tugas membuat
mereka menjadi individu yang produktif dalam organisasi belumlah selesai.
Langkah keempat dalam proses penyediaan sumber daya manusia yang tepat bagi
organisasi kewiraswastaan adalah penilaian hasil kerja. Satu dari tujuan
utamanya adalah untuk memberikan umpan balik pada anggota organisasi
kewiraswastaan mengenai seberapa baik mereka bisa menjadi lebih produktif.
Kelemahan potensialnya adalah (1) individu yang terlibat dalam penilaian hasil kerja
bisa memandang penilaian tersebut sebagai situasi balas jasa – hukuman (reward
punishment situation) ; (2) penekanan penilaian hasil kerja bisa menunda
penyelesaian kertas kerja bukannya mengkritik hasil kerja individu ; dan (3)
menghasilkan beberapa tipe reaksi negatif dari bawahan ketika pengevaluasi
memberikan suatu komentar negatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar