TUGAS KE 1
PENGETAHUAN LINGKUNGAN
Disusun Oleh:
Kelompok : II (Dua)
Nama / NPM : 1. Dinar
Ramadhan
2. Friska Magdalena
3. Muhamad Febriyan R.
4. Mustofa Ahmad M.
5.
Rona Maulana
Kelas : 3ID10
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2016
BAB 1 ASAS-ASAS PENGETAHUAN LINGKUNGANDAN SUMBER DAYA MANUSIA
Asas-asas Lingkungan:
Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di
sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung
maupun tidak langsung. Lingkungan bias dibedakan menjadi lingkung anbiotik dan
abiotik. Jika kalian berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman
sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah,
juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang
ada di sekitarnya. Lingkungan social inilah yang membentuk system pergaulan
yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.
- Ekologi dan
Ilmu Lingkungan
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik
antara organisme-organisme hidup dengan lingkungannya. Berasal dari kata Yunani
oikos (“habitat”) dan logos (“ilmu”). Sangat diperhatikan dengan hubungan
energi dan menemukannya kembali kepada matahari kita yang merupakan sumber
energi yang digunakan dalam fotosintesis
Habitat (berasal dari kata dalam bahasa Latin yang berarti
menempati) adalah tempat suatu spesies tinggal dan berkembang. Pada dasarnya,
habitat adalah lingkungan paling tidak lingkungan fisiknya—di sekeliling
populasi suatu spesies yang mempengaruhi dan dimanfaatkan oleh spesies
tersebut. Menurut Clements dan Shelford (1939), habitat adalah lingkungan fisik
yang ada di sekitar suatu spesies, atau populasi spesies, atau kelompok
spesies, atau komunitas.
Dalam ilmu ekologi, bila pada suatu tempat yang sama hidup
berbagai kelompok spesies (mereka berbagi habitat yang sama) maka habitat
tersebut disebut sebagai biotop. Bioma adalah sekelompok tumbuhan dan hewan
yang tinggal di suatu habitat pada suatu lokasi geografis tertentu.
Pembagian Ekologi
· Menurut
Habitatnya:
Ekologi perairan
tawar
o Ekologi laut
o Ekologi darat
Menurut garis Taxonomi
o Ekologi tumbuhan
o Ekologi
vertebrata
o Ekologi serangga
o Ekologi jasad
renik
ORGANISASI KEHIDUPAN
· BIOSFIR
· ECOSISTEM
· COMMUNITY
· POPULATION
· ORGANISME
Ekologi adalah dasar pokok ilmu lingkungan.
Inti permasalahan lingkungan hidup pada hakekatnya adalah
ekologi yakni hubungan makluk hidup, khususnya manusia dengan
lingkunganya. Komponen- komponen
tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan
yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri
dari ikan, tumbuhan air, plankton yang terapung di air sebagai komponen biotik,
sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen
yang terlarut dalam air.
- Asas-asas
Pengetahuan Lingkungan
ASAS 1
Menyatakan bahwa semua energi yang memasuki sebuah
organisme, populasi, atau ekosistem yang dianggap sebagai energi tersimpan atau
terlepaskan. Energi dapat diubah dari satu bentuk kebentuk lain, serta tidak
dapat hilang, dihancurkan, maupun diciptakan.
ASAS 2
Menyatakan bahwa tidak ada sistem perubahan energi sangat
efisien. Misalnya pada Hukum Termodinamika II yaitu “Semua sistem biologi
kurang efisien, kecenderungan umum, energi berdegradasi ke dalam bentuk panas
yang tidak balik dan beradiasi menuju angkasa.”
ASAS 3
Menyatakan bahwa materi, energi, ruang, waktu dan keaneka
ragaman, semuanya termasuk pada sumber alam.
ASAS 4
Menyatakan bahwa semua kategori sumber alam, jika pengadaannya
telah maksimal, pengaruh unit kenaikannya sering menurun dengan penambahan
sumber alam sampai ketingkat maksimum.
ASAS 5
Menyatakan bahwa terdapat dua jenis sumber alam, yaitu
sumber alam yang pengadaannya dapat merangsang penggunaan, dan tidak mempunyai
daya rangsang penggunaan.
ASAS 6
Menyatakan bahwa Individu dan spesies yang mempunyai lebih
banyak keturunan dari pada saingannya, cenderung akan berhasil mengalahkan
saingannya tersebut.
ASAS 7
Menyatakan bahwa kemantapan pada keanekaragaman suatu
komunitas lebih tinggi di alam lingkungan yang mudah diramal.
ASAS 8
Menyatakan bahwa sebuah habitat dapat jenuh atau tidak oleh
keanekaragaman takson. Hal tersebut bergantung kepada bagaimana nicia dalam
lingkungan hidup dapat memisahkan takson.
ASAS 9
Menyatakan bahwa keanekaragaman komunitas apa saja sebanding
dengan biomasa dibagi produktivitasnya. Terdapat hubungan antara biomasa,
aliran energi, dan keaneka ragaman dalam suatu sistem biologi.
ASAS 10
Menyatakan bahwa lingkungan yang stabil perbanding anantara
biomasa dengan produktivitas dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah
asimtot. Sistem biologi menjalani evoluasi yang mengarah pada peningkatan
efisiensi penggunaan energi pada lingkungan fisik yang stabil.
ASAS 11
Menyatakan bahwa sistem yang telah mantap mengeksploitasi
sistem yang belum mantap. Contohnya seperti pada hama tikus, serangga dari
hutan rawa menyerang tanaman pertanian dilahan transmigran.
ASAS 12
Menyatakan bahwa kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau
tabiat tergantung kepada kepentingan relatifnya pada keadaan lingkungan.
ASAS 13
Menyatakan bahwa ingkungan yang secara fisik telah mantap
memungkinkan terjadinya penimbunan keanekaragaman biologi pada ekosistem yang
mantap, serta kemudian dapat menggalakkan kemantapan populasi lebih jauh.
ASAS 14
Menyatakan bahwa derajat pola keteraturan naik-turunnya
populasi tergantung kepada jumlah keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya
yang akan mempengaruhi populasi tersebut.
SumberDayaAlam
Sumber daya alam (biasa disingkat SDA) adalah segala sesuatu
yang berasal dari alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia. Yang tergolong di dalamnya tidak hanya komponen biotik, seperti hewan,
tumbuhan, dan mikroorganisme, tetapi juga komponen abiotik, seperti minyak
bumi, gas alam, berbagai jenis logam, air, dan tanah. Macam-macam Sumber Daya
Alam Sumber daya alam dapat dibedakan berdasarkan sifat, potensi, dan jenisnya.
a. Berdasarkan sifat Menurut sifatnya, sumberdaya alam dapat
dibagi 3, yaitu sebagai berikut :
1. Sumber daya alam yang terbarukan (renewable), misalnya:
hewan, tumbuhan, mikroba, air, dan tanah. Disebut terbarukan karena dapat
melakukan reproduksi dan memiliki daya regenerasi (pulih kembali).
2. Sumber daya alam yang tidak terbarukan (non renewable),
misalnya: minyak tanah, gas bumi, batubara, dan bahan tambang lainnya.
3. Sumber daya alam yang tidak habis, misalnya, udara,
matahari, energi pasang surut, dan energi laut.
b. Berdasarkan potensi
Menurut potensi penggunaannya, sumber daya alam dibagi
beberapa macam, antara lain sebagai berikut.
1. Sumber daya alam materi; merupakan sumber daya alam yang
dimanfaatkan dalam bentuk fisiknya. Misalnya, batu, besi, emas, kayu, serat
kapas, rosela, dan sebagainya.
2. Sumber daya alam energi; merupakan sumber daya alam yang
dimanfaatkan energinya. Misalnya batubara, minyak bumi, gas bumi, air terjun,
sinar matahari, energi pasang surut laut, kincir angin, dan lain-lain.
3. Sumber daya alam ruang; merupakan sumber daya alam yang
berupa ruang atau tempat hidup, misalnya area tanah (daratan) dan angkasa.
c. Berdasarkan jenis
Menurut jenisnya, sumber daya alam dibagi dua sebagai
berikut :
1. Sumber daya alam non hayati (abiotik); disebut juga
sumber daya alam fisik, yaitu sumber daya alam yang berupa benda-benda mati.
Misalnya :bahan tambang, tanah, air, dan kincir angin.
2. Sumber daya alam hayati (biotik); merupakan sumber daya
alam yang berupa makhluk hidup. Misalnya: hewan, tumbuhan, mikroba, dan manusia.
KEBIJAKSANAAN
Garis-garis besar haluan negara dengan jelas menyebutkan
bahwa sumber daya alam merupakan salah satu modal dasar pembangunan. Sebagai
modal dasar sumber daya alam harus dimanfaatkan sepenuhnya. Tetapi dengan cara
yang tidak merusak. Bahkan harus dipilih cara yang dapat memelihara dan
mengembangkan agar modal dasar tersebut semakin besar manfaatnya untuk
pembangunan yang akan datang.
Sejak repelita I sampai sekarang usaha pengelolaan sumber
daya alam dilaksanakan dengan perioritas:
a.
Perlindungan dan pengembangan flora dan fauna yang hampir punah.
b. Pemanfaatan
sumber daya alam yang dapat diperbaruhi dengan menjamin kelestariannya.
c.
Perlindungan atas plasmunutfah di hutan dan diluar kawasan konservasi.
d. Pemanfaatan
sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaruhi harus dilaksanakan secara
bijaksana tanpa menimbulkan pencemaran lingkungan.
e. Usaha agar
kebijaksanaan diterapkan secara terpadu dan saling menunjang.
f. Pemanfaatan
sumberdaya alam dengan memperhitungkan segi-segi pembangunan daerah sehingga
dapat saling mendorong pertumbuhan dan pengembangan daerah.
PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM
Pembangunan suatu daerah selalu didasarkan kepada pemanfaatan suatu
sumber daya alam. Makin banyak suatu daerah mempunyai sumberdaya alam dan makin
efisien pemanfaatan sumber daya alam tersebut, makin baik keadaan kehidupan
ekonomi dalam jangka panjang.
Berdasarkan kemampuan untuk memperbarui diri sesudah mengalami suatu
gangguan, maka sumber daya alam terbagi menjadi dua golongan yaitu sumber daya
alam yang dapat diperbarui dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui
sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui seperti mineral, minyak bumi, gas
bumi, dan lain-lain.
Makin
rendah nilai Rkh makin rendah pula kualitas hidup modern. Penggunaan nilai Rkh
sebagai indikator kualitas hidup suatu daerah atau negara perlu dilengkapi
dengan angka penyebaran pendapatan untuk mendapatkan gambaran yang lebih rill.
Perbandingan antara nilai-nilai Rkh potensial dan aktual dapat membantu
menunjukan arah kemampuan pembangunan ekonomi suatu daerah atau negara. Oleh
karena kelanggengan pembangunan ekonomi akan sangat tergantung kepada sumber
alam yang dapat diperbaruhi, maka pengelolaan sumber alam tersebut menjadi
faktor yang sangat penting.
Suatu
sumber alam dapat dipergunakan utnuk berbagai keperluan, sehingga pemilihan
peruntukannya menjadi sangat penting. Agar pemilihan peruntukan tersebut
dilaksanakanatas dasar efisiensi dan efektivitas penggunaan yang optimal dalam
batas-batas kelestarian, tidak mengurangi kemampuan dan kelestarian sumber alam
lain yang berkaitan dalam suatu ekosistem dan, m,emberikan kemungkinan untuk
mempunyai pilihan penggunaan dimasa depan, sehingga perombakan ekosistem tidak
dilakukan secara drastis
KARAKTERISTIK EKOLOGIS SUMBER DAYA ALAM
Kegiatan pembangunan membawa berbagai tingkat perubahan
terhadap ekosistem, tetapi selalu diatur oleh pembatasan ekologis yang bekerja
dalam suatu ekosistem alami itu. Faktor-faktor pembatas ekologis ini perlu
diperhitungkan agar pembangunan membawa hasil yang lestari. Hubungan antara
pengawetan ekosistem dan perubahan demi pembangunan ada tiga prinsip yang perlu
diperhatikan yaitu:
1. Kebutuhan
untuk memperhatikan kemampuan untuk membuat pilihan penggunaan sumberdaya alam
di masa depan.
2. Kenyataan
bahwa peningkatan pembangunan pada daerah-daerah pertanian tradisional yang
telah terbukti berproduksi baik mempunyai kemungkinan besar untuk memperoleh
pengembalian modal yang lebih besar dibandingkan daerah yang baru.
3. Kenyataan
bahwa penyelamatan masyarakat biotis dan sumber alam yang khas merupakan
langkah pertama yang logis dalam pembangunan daerah baru, dengan alasan bahwa
sumber alam tersebut tak dapat digantikan dalam arti pemenuhan kebutuhan dan
aspirasi manusia, dan kontribusi jangka panjang terhadap kemantapan dan
produktivitas daerah.
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
Lingkungan
tidak dapat mendukung jumlah kehidupan yang tanpa batas. Kemampuan lingkungan
untuk mendukung kehidupan yang ada didalamnya disebut daya dukung lingkungan.
Sehubungan dengan daya dukung lingkungan, maka dunia tidak dapat menyangga
jumlah manusia yang tanpa batas. Apabila daya dukung lingkungan itu terlampaui
maka manusia akan mengalami kesulitan.
Daya dukung lingkungan ditentukan oleh banyak faktor baik
faktor biofisik maupun sosial budaya ekonomi. Kedua faktor itu saling
mempengaruhi.
Faktor
biofisik penting karena menentukan daya dukung lingkungan ialah proses ekologi
yang merupakan sistem pendukung kehidupan dan keanekaan jenis yang merupakan
sumber daya gen, misalnya hutan adalah salah satu faktor ekologi dalam sistem
pendukung kehidupan. Hutan melakukan proses fotosintesis yang menghasilkan
oksigen yang kita perlukan untuk pernafasan kita.
Faktor
sosial budaya juga mempunyai peranan yang sangat penting, bahkan menentukan
daya dukung lingkungan, sebab akhirnya manusialah yang menentukan apakah
pembangunan akan berjalan terus atau terhenti.
BAB II
PERTUMBUHAN PENDUDUK
A. LANDASAN
Pengertian Penduduk
Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah
geografis Indonesia selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang
berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan menetap. Pertumbuhan
penduduk diakibatkan oleh tiga komponen yaitu: fertilitas, mortalitas dan
migrasi.
1. Fertilitas
Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil
reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita.
2. Mortalitas
Mortalitas atau kematian adalah peristiwa menghilangnya
semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat
setelah kelahiran hidup.
3. Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk
menetap di suatu tempat ke tempat lain melampui batas politik/ Negara ataupun
batas administrative atau batas bagian dalam suatu Negara. Jadi migrasi sering
di artikan sebagai perpindahan yang relatif permanen di suatu daerah ke daerah
lain.
Menurut Evereet S. Lee ada empat faktor yang menyebabkan
orang mengambil keputusan untuk melakukan migrasi yaitu:
1. Faktor – faktor yang terdapat di daerah asal
2. Faktor – faktor yang terdapat di tempat tujuan
3. Faktor – faktor yang menghambat
4. Faktor – faktor pribadi
Masalah Kependudukan
Masalah kependudukan di Indonesia dikategorikan sebagai
suatu masalah nasional yang besar dan memerlukan pemecahan segera. Hal ini
mencakup lima masalah pokok yang terkait satu sama lainnya, yaitu:
1. Jumlah penduduk yang besar
2. Tingkat pertumbuhan yang tinggi
3. Penyebaran penduduk yang tidak merata
4. Komposisi umur penduduk yang timpang
5. Dan masalah mobilitas penduduk
Paket masalah kependudukan ini telah menjadi induk dari
berbagai masalah lain. Apabila tidak segera ditangggulanngi tidak mustahil
mendatangkan efek yang lebih parah lagi dan dapat melumpuhkan pembangunan
nasional.
Teori-teori Penduduk
Teori-teori penduduk dibagi menjadi beberapa teori yaitu:
a. Teori Pertumbuhan Penduduk
1. Teori Natural
Teori ini mengemukakan bahwa hewan dan tumbuhan dipengaruhi
oleh temperatur, curah hujan, kesuburan tanah (Ruslan H. Prawiro, 1983: 27)
2. William Gadwin
Mengemukakan
bahwa kemelaratan adalah orang atau struktur masyarakat yang salah dan dapat
diperbaiki dengan prinsip sama rata sama rasa (Ruslan H. Prawiro, 1983: 27)
3. Thomas Robert Malthus
Mengemukakan bahwa kemelaratan adalah tidak imbangnya
pertambahan penduduk dengan pertambahan bahan makanan (Ruslan H. Prawiro, 1983:
25)
Komposisi Penduduk
a. Biologi: umur, jenis kelamin
b. Sosial: pendidikan, status
c. Ekonomi: jenis pekerjaan, lapangan pekerjaan, tingkat
pendapatan
d. Geografi: tempat tinggal
e. Budaya: agama, adat istiadat, dan lain sebagainya
Kepadatan Penduduk
Kepadatan
penduduk merupakan indicator daripada tekanan penduduk di suatu daerah.
Kepadatan di suatu daerah dibandingkan dengan luasa tanah yang ditempati
dinyatakan dengan dengan banyaknya penduduk perkilometer persegi.
Jumlah penduduk
yang digunakan sebagai pembilang dapat berupa jumlah seluruh penduduk diwilayah
tersebut, atau bagian-bagian penduduk tertentu seperti: penduduk daerah
perdesaan atau penduduk yang bekerja di sector pertanian, sedangkan sebagai
penyebut dapat berupa luas seluruh wilayah, luas daerah pertanian, atau luas
daerah pertanian, atau luas daerah perdesaan.
Kepadatan penduduk di suatu wilayah dapat dibagi menjadi
empat bagian:
1. Kepadatan penduduk kasar (crude density of population)
atau sering pula disebut dengan kepadatan penduduk aritmatika.
2. Kepadatan penduduk fisiologis (physiological density)
3. Kepadatan penduduk agraris (agricultural density)
4. Kepadatan penduduk ekonomi (economical density of
population)
B. PERKEMBANGAN
PENDUDUK DI INDONESIA
Menurut sensus
penduduk indonesia 1980 jumlah penduduk indonesia adalah 147 juta jiwa, pada
tahun 1984 penduduk indonesia berjumlah sekitar 162 juta jiwa. Dengan jumlah
tersebut penduduk indonesia merupakan penduduk terbesar di kawasan Asean dan
merupakan urutan lima terbesar di dunia.
Melihat
perkembangan penduduk indonesia sejak sensus pertama sampai saat ini terlihat
tingkat pertumbuhan pertahun dari periode sensus mengalami kenaikan. Semakin
tinggi angka pertumbuhan penduduk makin cepat pula penduduk menjadi dua
kalilipat. Akibatnya tingkat kepadatan menjadi tinggi, karena dilain pihak
tanah tidak menjadi tambah lebar. Kepadatan penduduk pulau jawa tertinggi
dibandingkan pulau-pulau lain. Pulau sumatra mempunyai penduduk hampir
seperlima penduduk indonesia, dengan wilayah hampir 4 kali lipat pulau jawa.
Cara-Cara Pengukuran Perkembangan Penduduk dari Pencatatan
vital Statistik.
Jika suatu daerah mempunyai suatu sistem pencatatan penduduk
berjalan dengan baik, jumlah penduduk pada akhir periode waktu dari daerah yang
bersangkutan dapat diperkirakan dengan menggunakan persamaan :
Pt = P0 + B + D + I + E
Keterangan :
Pt = jumlah penduduk pada akhir periode t
P0 = jmlah penduduk pada awal periode
B = jumlah kelahiran
yang terjadi dalam periode t
D = jumlah kematian
yang terjadi dalam periode t
I = jumlah imigran
atau migran masuk
E = jumlah emigran
atau migran ke luar
Persamaan diatas
dikenal dengan persamaan penduduk berimbang atau balancing equation. Karena
jumlah kelahiran, kematian, migrasi masuk, imigrasi keluar dapat diketahui.
Jika jumlah
angka-angka jumlah kematian dan kelahiran tak tersedia, dan yang tersedia hanya
angka jumlah penduduk pada waktu-waktu tertentu seperti pada waktu-waktu
sensus, perkembangan penduduk dapat diperlakukan antara lain dengan menggunakan
rumus geometrik.
C. PERTAMBAHAN
PENDUDUK DAN LINGKUNGAN PEMUKIMAN
Dari segi lingkungan, masalah pemukiman adalah masalah
penduduk, ketika manusia berjumlah terbatas dan hidup serba sahaja, maka cara
hidup dan bermukim manusia diserasikan dengan lingkungan alam.
Peledakan penduduk menyebabkan pula pembesarnya lagi
urbanisasi, sehingga tak ada satu kota pun yang mampu menampung arus penghuni
baru, yang datang akibatnya pengangguran dikota makin lama makin membengkak.
Daerah pemukiman bertambah luas, sampah berserakan dimana-mana, persediaan air
yang sehat tidak dapat memenuhi kebutuhan dan akibatnya wabah penyakit
menyerang masyarakat. Pertumbuhan penduduk di kota-kota di indonesia memang
tidak merata. Walau bagaimanapun, kota-kota besar dengan tingkat fasilitas dan
pelayanan yang lengkap merupakan daya tarik aliran penduduk desa kekota.
Secara umum, penduduk kota didunia memang sudah menunjukan
pertumbuhan yang meningkat secara fantastis, lebih dari dua kali lipat
penduduknya, yakni dari 313 juta menjadi 655 juta di sekitar tahun 1950-an
dalam waktu sepuluh tahun. Pertambahan penduduk kota yang relatif tinggi di asia tenggara khususnya dan
negara-negara di dunia umumnya menimbulkan suatu masalah tersendiri. Jika
perkembangan kota di negara maju menyebabkan terjadinya proses urbanisasi, yang
sekaligus dapat memberikan perubahan yang fudamental kepada struktur masyarakat
secara keseluruhan, di negara berkembang perubahan serupa ini tidak nampak
secara nyata. Sebagai dasar perubahan dari penduduk luar kota dengan penduduk
kota di negara maju jelas adalah perkembangan teknologi.
Dalam negara berkembang, terutama di indonesia, masalah
melenyapkan ketegangan kota berpenduduk padat yang makin lama makin bertambah
banyak, merupakan masalah yang serius perlu ditangani. Akibat hal tersebut
menimbulkan kota-kota yang jelek dan tidak menyenangkan seperti terjadi di
negara-negara yang telah berkembang, di negara berkembang yang kekurangan modal
akibatnya akan jauh lebih buruk lagi apabila membiarkan harga tanah dan biaya
pembangunan terus meningkat. Karena itu pada prinsipnya harus ada suatu
kebijaksanaan untuk mengatur penggunaan tanah untuk m,embeli atau mengontrol
tanah di kota, untuk memungut atau mencegah keuntungan yang diperoleh dari
tanah demi keperluan umum. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perkembangan
penduduk yang sangat besar ini mempunyai dampak yang berantai terhadap
lingkungan dan gejala aspek yang ada didalamnya.
D. PERTUMBUHAN
PENDUDUK DAN TINGKAT PENDIDIKAN
Di
negara-negara yang anggaran pendidikannya paling rendah biasanya menunjukan
angka kelahiran yang tinggi. Tidak hanya persediaan dana yang kurang, tetapi
komposisi usia secara piramida pada penduduk yang berkembang dengan cepat juga
berakibat bahwa rasio antara guru yang terlatih dan jumlah anak usia sekolah
akan terus berkurang.
Pertambahan
penduduk yang cepat, tidak lepas dari pengaruhnya terhadap kualitas dan
kuantitas pendidikan, cendrung untuk menghambat perimbangan pendidikan.
Kekurangan fasilitas pendidikan menghambat program persamaan antara laki-laki
dan wanita, pedesaan dan kota, dan antara bagian masyarakat yang kaya dan
miskin. Pertambahan penduduk yang cepat menghambat perluasan pendidikan, juga
mengarah pada apatisme di dunia yang kesulitan untuk mengatasinya.
Tingkat
pendidikan adalah sangat menentukan sebagai alat penyampaian informasi kepada manusia
tentang perlunya perubahan dan untuk merangsang penerimaan gagasan baru.
E. PERTUMBUHAN
PENDUDUK DAN PENYAKIT YANG BERKAITAN DENGAN LINGKUNGAN HIDUP.
Penyebab
meningkatnya penyakit dan kematian di dunia sekarang ini antara lain perubahan
yang dibuat manusia dalam lingkungan hidupnya. Perubahan ini timbul dari
teknologi modern, pertambahan penduduk dan kebutuhan untuk memproduksi lebih
banyak barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Penyakit yang
disebabkan oleh lingkungan dapat bermacam-macam, menakutkan dan tidak pandang
bulu mereka yang kaya dan miskin bisa saja menjadi korbannya. Tanpa membedakan
usia, jenis kelamin atau status sosialnya. Dengan tambahnya penduduk, masalah
kesehatan sering meningkat, salah satu akibatnya yang menyolok dari angka
kelahiran yang tinggal di negara berkembang adalah berkembangnya kota-kota.
Dengan kehidupan kota, timbul pula penyakit perkotaan. Makin banyak penduduk
terpusat dikota-kota menyebabkan makin meningkatnya polusi, melebihi kemampuan usaha
manusia maupun alam dalam membersihkan air dan udara.
Menyusutnya
persediaan air bersih dan sehat telah menjadi pemikiran bagi petugas kesehatan
di negara=-negara kaya maupun miskin. Perluasan sistem penyaluran dan
penjernian air tidak mengimbangi melimpahnya kotoran-kotoran sisa industri,
pertanian maupun manusia yang semuanya itu disebabkan oleh pertambahan penduduk
yang sangat cepat. Di wilayah yang terdapat pemusatan penduduk, tekanan yang
meningkat akan sumber-sumber air telah menyebabkan berjangkitnya wabah kholera,
typhus, dan hepatitis.
F. PERTUMBUHAN
PENDUDUK DAN KELAPARAN
Semenjak
periode 25 tahun terakhir ini dunia mulai menghadapi tiga masalah pangan yang
saling berkaitan dan mengkhawatirkan. Masalah-masalah tersebut adalah turunnya
konsumsi gandum perkapita. Ke tidakmampuan membangun kembali persediaan gandum
dan meningkatnya ketergantungan dunia akan ekspor gandum dari amerika utara,
sementara itu penduduk dunia bertambah terus hampir 70 juta per tahun.
Beberapa faktor
telah berpengaruh pada penurunan konsumsi gandum per kapita di dunia. Produksi
terpaksa dikurangi karena biaya dan persediaan energi yang ketat, biaya
produksi dan persediaan pupuk yang ketat, dan dimana persediaan kayu bakar
sedikit, kotoran binatang yang semestinya digunakan untuk pupuk, terpaksa
dipakai sebagai bahan bakar. Persediaan gandum yang merupakan standar
jaminan pangan dunia makin lama makin
berkurang. Pada tahun 1961 persediaan gandum amerika serikat mencapai 105 hari.
Pada tahun 1972 persediaan menurun menjadi 69 hari konsumsi sementara
persediaan menurun ketergantungan kepada amerika utara meningkat. Selama lebih
¼ abad. Wilayah ini telah menjadi gudang pangan bagi negara-negara yang
kekurangan pangan di dunia.
Laporan tentang
kenaikan angka kematian karena kurang gizi di negara-negara miskin menunjukan
bagaimana masalah pangan dan penduduk memerlukan perhatian lebih mendalam.
Gejala penyakit yang disebabkan oleh kelesuhan jasmani meluas dan menghilangkan
kegairahan kerja, kemunduran dan penderitaan jutaan manusia. Kekurangan gizi
dalam kandungan dan masa kanak-kanak menyebabkan kerusakan otak cacat dan cacat
mental pada kanak-kanak. Kekurangan gizi pada saat sekarang akan berakibat pada
generasi yang akan datang, yang memasukan unsur-unsur yang merisaukan pada
perencanaan lingkungan.
G. KEMISKINAN DAN
KETERBELAKANGAN
Teori Kemiskinan
Kemiskinan
hanyalah menunjuk pada rendahnya tingkatan pendapatan perkapita suatu Negara.
Isitilah ini tidak ada hubungannya dengan budaya bangsa tersebut. Dengan
demikian kata “miskin” dan “kurang berkembang” dapat saling dipertukarkan
(Jhingan, 2008).
Prof Shannon
dalam (Jhigan, 2008) membuat pembedaan sebagai berikut : “Suatu daerah atau
negara dapat digolongkan sebagai berkembang (develop) tetapi miskin disebut
sebagai kurang berkembang, suatu daerah yang ‘tidak berkembang’ mungkin dapat disebut
sebagai kurang berkembang, apabila ia tidak mampu untuk berkembang, “miskin
(poor)” dan “terbelakang (backward)” juga digunakan sebagai sinonim “kurang
berkembang.
Simon Kuznets
dalam (Jhingan, 2008) mengusulkan tiga definisi tentang keterbelakangan.
Pertama, istilah itu dapat berarti kegagalan memanfaatkan secara penuh potensi
produktif dengan menggunakan tingkat pengetahuan teknologi yang ada. Kedua,
berarti keterbelakangan dalam kinerja (performance) ekonomi dibandingkan dengan
daerah atau negara lain dalam periode yang sama. Ketiga, ia dapat berarti
kemiskinan ekonomi, dalam arti kegagalan menyediakan biaya hidup yang memadai
dan harta benda yang dapat memuaskan sebagaian besar penduduk.
Karakteristik masyarakat miskin
Karakteristik
masyarakat miskin secara umum ditandai oleh ketidakberdayaan/ ketidakmampuan
(powerlessness) dalam hal :
a. Memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dasar seperti pangan dan gizi, sandang, papan, pendidikan,
dan kesehatan;
b. Melakukan
kegiatan usaha produktif;
c. Menjangkau
akses sumber daya ekonomi;
d. Menentukan
nasibnya sendiri serta senantiasa mendapat perlakuan diskriminatif, mempunyai
perasaan ketakutan dan kecurigaan, serta sikap apatis dan fatalistik;
e. Membebaskan
diri dari mental dan budaya miskin serta senantiasa merasa mempunyai martabat
dan harga diri yang rendah.
Kemiskinan dan Dampaknya
Secara
konseptual kemiskinan dapat dipandang dari beberapa segi. Pertama-tama dari
segi subsistem. Dimana penghasilan dan jerih payah seseorang hanya pas-pasan
untuk dimakan saja, atau bahkan tidak pulauntuk itu. Sedangkan dari segi
eksternal mencerminkan konsekuensi sosial dari kemiskinan terhadap masyarakat
di sekelilingnya, yaitu bagaimana kemiskinanyang berlarut-larut mengakibatkan
dampak sosial yang tidak ada habisnya. Sedangkan kemiskinan ada tiga macam,
ialah kemiskinan relatif yaitu menurut perbandingan kelas-kelas pendapatan,
kemiskinan subjektif, menurut perasaan per orang dan kemiskinan absolut.
Dampak
kemiskinan terhadap orang-orang miskin sendiri dan terhadap lingkungannya baik
lingkungan sosial maupun lingkungan alam, dengan sendirinya sudah jelas
negatif. Orang miskin tidak mampu memenuhi keperluan gizi minimal bagi dirinya
sendiri maupun bagi keluarganya. Dampak kemiskinan terhadap lingkungan sosial
tampak mengalirnya penduduk kekota-kota tanpa bekal pengetahuan apalagi bekal
materi. Akibatnya antara lain ialah banyak tukang becak, pemungut puntung,
gelandangan, pengemis, dan sebagainya yang menghuni kampung-kampung liar dan
jorok di gubuk-gubuk reot yang tidak pantas didiami manusia.
Sebab-Sebab Kemiskinan
Sebab-sebab kemiskinan yang pokok bersumber dari empat hal,
yaitu mentalitas si miskin itu sendiri, minimnya keterampilan yang dimilikinya,
ketidakmampuan untuk memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang disediakan, dan
peningkatan jumlah penduduk yang relatif berlebihan.
Apabila orang sudah terperangkap dalam jurang kemiskinan,
dan tidak lagi melihat kemungkinan untuk keluar dari jurang itu, maka ia cendrung
mengambil sikap “nerimo” dalam bahasa jawanya. Sumber daya alam lama kelamaan
akan terkuras habis, dan bahkan jika tidak habis, makin banyak orang yang
memerulakan makanan sedangkan sumberdaya alam bukannya makin meningkat
kemampuannya. Hal ini berkaitan dengan meningkatnya kepadatan penduduk yang
memang sukar dicegah walaupun program KB terus menerus digalakan.
Pokok-Pokok Penanggulangan Kemiskinan
Cara-cara
penanggulangan penyakit ini pada hakikatnya haruslah sedemikian rupa sehingga
sebab-sebab itu bisa dimusnakan, setidak-tidaknya dikurangi. Operasi
penanggulangan itu karena harus mencangkup membangkitkan motovasi untuk
melepaskan diri dari kemiskinan, secara lebih mengefektifkan program-program
yang telah ada dengan lebih mengingat pula kemampuan si miskin untuk
memanfaatkannya, meningkatkan prasarana di pedesaan termasuk
pemukiman-pemukiman transmigrasi yang baru, dan menyempurnakan aparat
pemerintah yang langsung menghadapi dan menangani kaum miskin.
Sumber referensi:
Santoso,Budi,1999,Ilmu Lingkungan Industri,Depok: Gunadarma.
https://marno.lecture.ub.ac.id/files/.../ekologi-dan-ilmu-lingkungan.doc
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27547/3/Chapter%20II.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19489/4/Chapter%20II.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/49563/4/Chapter%20II.pdf