Kamis, 05 Mei 2016

Tugas 2 Pengetahuan Lingkungan



TUGAS KE 2
PENGETAHUAN LINGKUNGAN



https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQSAt5G8D_rE2W1sKNvcybMf0nyBsVmE-4SeBmtcp7ZNKQUOjhc







Disusun Oleh:
     Kelompok                          : II (Dua)
               Nama / NPM                     : 1. Dinar Ramadhan              / 32413545
                                                           2. Friska Magdalena            / 33413589
                                                           3. Muhamad Febriyan R.     / 35413722
                                                           4. Mustofa Ahmad M.         / 36413218
                                                           5. Rona Maulana                  / 38413072
              Kelas                                  :  3ID10
             
                                                                            




JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2016

 
 






A.    LANDASAN
Pengertian Penduduk
Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Indonesia selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan menetap. Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh tiga komponen yaitu: fertilitas, mortalitas dan migrasi.
1. Fertilitas
Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita.
2. Mortalitas
Mortalitas atau kematian adalah peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.
3. Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap di suatu tempat ke tempat lain melampui batas politik/ Negara ataupun batas administrative atau batas bagian dalam suatu Negara. Jadi migrasi sering di artikan sebagai perpindahan yang relatif permanen di suatu daerah ke daerah lain.
Menurut Evereet S. Lee ada empat faktor yang menyebabkan orang mengambil keputusan untuk melakukan migrasi yaitu:
1. Faktor – faktor yang terdapat di daerah asal
2. Faktor – faktor yang terdapat di tempat tujuan
3. Faktor – faktor yang menghambat
4. Faktor – faktor pribadi

 Masalah Kependudukan
Masalah kependudukan di Indonesia dikategorikan sebagai suatu masalah nasional yang besar dan memerlukan pemecahan segera. Hal ini mencakup lima masalah pokok yang terkait satu sama lainnya, yaitu:
1. Jumlah penduduk yang besar
2. Tingkat pertumbuhan yang tinggi
3. Penyebaran penduduk yang tidak merata
4. Komposisi umur penduduk yang timpang
5. Dan masalah mobilitas penduduk
Paket masalah kependudukan ini telah menjadi induk dari berbagai masalah lain. Apabila tidak segera ditangggulanngi tidak mustahil mendatangkan efek yang lebih parah lagi dan dapat melumpuhkan pembangunan nasional.

Teori-teori Penduduk
Teori-teori penduduk dibagi menjadi beberapa teori yaitu:
a. Teori Pertumbuhan Penduduk
1. Teori Natural
Teori ini mengemukakan bahwa hewan dan tumbuhan dipengaruhi oleh temperatur, curah hujan, kesuburan tanah (Ruslan H. Prawiro, 1983: 27)
2. William Gadwin
       Mengemukakan bahwa kemelaratan adalah orang atau struktur masyarakat yang salah dan dapat diperbaiki dengan prinsip sama rata sama rasa (Ruslan H. Prawiro, 1983: 27)
3. Thomas Robert Malthus
Mengemukakan bahwa kemelaratan adalah tidak imbangnya pertambahan penduduk dengan pertambahan bahan makanan (Ruslan H. Prawiro, 1983: 25)

Komposisi Penduduk
a. Biologi: umur, jenis kelamin
b. Sosial: pendidikan, status
c. Ekonomi: jenis pekerjaan, lapangan pekerjaan, tingkat pendapatan
d. Geografi: tempat tinggal
e. Budaya: agama, adat istiadat, dan lain sebagainya

Kepadatan Penduduk
       Kepadatan penduduk merupakan indicator daripada tekanan penduduk di suatu daerah. Kepadatan di suatu daerah dibandingkan dengan luasa tanah yang ditempati dinyatakan dengan dengan banyaknya penduduk perkilometer persegi.
Kepadatan penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
       Jumlah penduduk yang digunakan sebagai pembilang dapat berupa jumlah seluruh penduduk diwilayah tersebut, atau bagian-bagian penduduk tertentu seperti: penduduk daerah perdesaan atau penduduk yang bekerja di sector pertanian, sedangkan sebagai penyebut dapat berupa luas seluruh wilayah, luas daerah pertanian, atau luas daerah pertanian, atau luas daerah perdesaan.
Kepadatan penduduk di suatu wilayah dapat dibagi menjadi empat bagian:
1. Kepadatan penduduk kasar (crude density of population) atau sering pula disebut dengan kepadatan penduduk aritmatika.
2. Kepadatan penduduk fisiologis (physiological density)
3. Kepadatan penduduk agraris (agricultural density)
4. Kepadatan penduduk ekonomi (economical density of population)
B.  PERKEMBANGAN PENDUDUK DI INDONESIA
       Menurut sensus penduduk indonesia 1980 jumlah penduduk indonesia adalah 147 juta jiwa, pada tahun 1984 penduduk indonesia berjumlah sekitar 162 juta jiwa. Dengan jumlah tersebut penduduk indonesia merupakan penduduk terbesar di kawasan Asean dan merupakan urutan lima terbesar di dunia.
       Melihat perkembangan penduduk indonesia sejak sensus pertama sampai saat ini terlihat tingkat pertumbuhan pertahun dari periode sensus mengalami kenaikan. Semakin tinggi angka pertumbuhan penduduk makin cepat pula penduduk menjadi dua kalilipat. Akibatnya tingkat kepadatan menjadi tinggi, karena dilain pihak tanah tidak menjadi tambah lebar. Kepadatan penduduk pulau jawa tertinggi dibandingkan pulau-pulau lain. Pulau sumatra mempunyai penduduk hampir seperlima penduduk indonesia, dengan wilayah hampir 4 kali lipat pulau jawa.

Cara-Cara Pengukuran Perkembangan Penduduk dari Pencatatan vital Statistik.
Jika suatu daerah mempunyai suatu sistem pencatatan penduduk berjalan dengan baik, jumlah penduduk pada akhir periode waktu dari daerah yang bersangkutan dapat diperkirakan dengan menggunakan persamaan :
Pt = P0 + B + D + I + E
Keterangan :
Pt = jumlah penduduk pada akhir periode t
P0 = jmlah penduduk pada awal periode
B  = jumlah kelahiran yang terjadi dalam periode t
D  = jumlah kematian yang terjadi dalam periode t
I   = jumlah imigran atau migran masuk
E  = jumlah emigran atau migran ke luar
     Persamaan diatas dikenal dengan persamaan penduduk berimbang atau balancing equation. Karena jumlah kelahiran, kematian, migrasi masuk, imigrasi keluar dapat diketahui.
     Jika jumlah angka-angka jumlah kematian dan kelahiran tak tersedia, dan yang tersedia hanya angka jumlah penduduk pada waktu-waktu tertentu seperti pada waktu-waktu sensus, perkembangan penduduk dapat diperlakukan antara lain dengan menggunakan rumus geometrik.
Rumus persamaan geometri :

C.   PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN LINGKUNGAN PEMUKIMAN
Dari segi lingkungan, masalah pemukiman adalah masalah penduduk, ketika manusia berjumlah terbatas dan hidup serba sahaja, maka cara hidup dan bermukim manusia diserasikan dengan lingkungan alam.
Peledakan penduduk menyebabkan pula pembesarnya lagi urbanisasi, sehingga tak ada satu kota pun yang mampu menampung arus penghuni baru, yang datang akibatnya pengangguran dikota makin lama makin membengkak. Daerah pemukiman bertambah luas, sampah berserakan dimana-mana, persediaan air yang sehat tidak dapat memenuhi kebutuhan dan akibatnya wabah penyakit menyerang masyarakat. Pertumbuhan penduduk di kota-kota di indonesia memang tidak merata. Walau bagaimanapun, kota-kota besar dengan tingkat fasilitas dan pelayanan yang lengkap merupakan daya tarik aliran penduduk desa kekota.
Secara umum, penduduk kota didunia memang sudah menunjukan pertumbuhan yang meningkat secara fantastis, lebih dari dua kali lipat penduduknya, yakni dari 313 juta menjadi 655 juta di sekitar tahun 1950-an dalam waktu sepuluh tahun. Pertambahan penduduk kota yang relatif  tinggi di asia tenggara khususnya dan negara-negara di dunia umumnya menimbulkan suatu masalah tersendiri. Jika perkembangan kota di negara maju menyebabkan terjadinya proses urbanisasi, yang sekaligus dapat memberikan perubahan yang fudamental kepada struktur masyarakat secara keseluruhan, di negara berkembang perubahan serupa ini tidak nampak secara nyata. Sebagai dasar perubahan dari penduduk luar kota dengan penduduk kota di negara maju jelas adalah perkembangan teknologi.
Dalam negara berkembang, terutama di indonesia, masalah melenyapkan ketegangan kota berpenduduk padat yang makin lama makin bertambah banyak, merupakan masalah yang serius perlu ditangani. Akibat hal tersebut menimbulkan kota-kota yang jelek dan tidak menyenangkan seperti terjadi di negara-negara yang telah berkembang, di negara berkembang yang kekurangan modal akibatnya akan jauh lebih buruk lagi apabila membiarkan harga tanah dan biaya pembangunan terus meningkat. Karena itu pada prinsipnya harus ada suatu kebijaksanaan untuk mengatur penggunaan tanah untuk m,embeli atau mengontrol tanah di kota, untuk memungut atau mencegah keuntungan yang diperoleh dari tanah demi keperluan umum. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perkembangan penduduk yang sangat besar ini mempunyai dampak yang berantai terhadap lingkungan dan gejala aspek yang ada didalamnya.

D.   PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN TINGKAT PENDIDIKAN
       Di negara-negara yang anggaran pendidikannya paling rendah biasanya menunjukan angka kelahiran yang tinggi. Tidak hanya persediaan dana yang kurang, tetapi komposisi usia secara piramida pada penduduk yang berkembang dengan cepat juga berakibat bahwa rasio antara guru yang terlatih dan jumlah anak usia sekolah akan terus berkurang.
       Pertambahan penduduk yang cepat, tidak lepas dari pengaruhnya terhadap kualitas dan kuantitas pendidikan, cendrung untuk menghambat perimbangan pendidikan. Kekurangan fasilitas pendidikan menghambat program persamaan antara laki-laki dan wanita, pedesaan dan kota, dan antara bagian masyarakat yang kaya dan miskin. Pertambahan penduduk yang cepat menghambat perluasan pendidikan, juga mengarah pada apatisme di dunia yang kesulitan untuk mengatasinya.
       Tingkat pendidikan adalah sangat menentukan sebagai alat penyampaian informasi kepada manusia tentang perlunya perubahan dan untuk merangsang penerimaan gagasan baru.

E.   PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYAKIT YANG BERKAITAN DENGAN LINGKUNGAN HIDUP.
       Penyebab meningkatnya penyakit dan kematian di dunia sekarang ini antara lain perubahan yang dibuat manusia dalam lingkungan hidupnya. Perubahan ini timbul dari teknologi modern, pertambahan penduduk dan kebutuhan untuk memproduksi lebih banyak barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia.
       Penyakit yang disebabkan oleh lingkungan dapat bermacam-macam, menakutkan dan tidak pandang bulu mereka yang kaya dan miskin bisa saja menjadi korbannya. Tanpa membedakan usia, jenis kelamin atau status sosialnya. Dengan tambahnya penduduk, masalah kesehatan sering meningkat, salah satu akibatnya yang menyolok dari angka kelahiran yang tinggal di negara berkembang adalah berkembangnya kota-kota. Dengan kehidupan kota, timbul pula penyakit perkotaan. Makin banyak penduduk terpusat dikota-kota menyebabkan makin meningkatnya polusi, melebihi kemampuan usaha manusia maupun alam dalam membersihkan air dan udara.
       Menyusutnya persediaan air bersih dan sehat telah menjadi pemikiran bagi petugas kesehatan di negara=-negara kaya maupun miskin. Perluasan sistem penyaluran dan penjernian air tidak mengimbangi melimpahnya kotoran-kotoran sisa industri, pertanian maupun manusia yang semuanya itu disebabkan oleh pertambahan penduduk yang sangat cepat. Di wilayah yang terdapat pemusatan penduduk, tekanan yang meningkat akan sumber-sumber air telah menyebabkan berjangkitnya wabah kholera, typhus, dan hepatitis.

F.    PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN KELAPARAN
       Semenjak periode 25 tahun terakhir ini dunia mulai menghadapi tiga masalah pangan yang saling berkaitan dan mengkhawatirkan. Masalah-masalah tersebut adalah turunnya konsumsi gandum perkapita. Ke tidakmampuan membangun kembali persediaan gandum dan meningkatnya ketergantungan dunia akan ekspor gandum dari amerika utara, sementara itu penduduk dunia bertambah terus hampir 70 juta per tahun.
       Beberapa faktor telah berpengaruh pada penurunan konsumsi gandum per kapita di dunia. Produksi terpaksa dikurangi karena biaya dan persediaan energi yang ketat, biaya produksi dan persediaan pupuk yang ketat, dan dimana persediaan kayu bakar sedikit, kotoran binatang yang semestinya digunakan untuk pupuk, terpaksa dipakai sebagai bahan bakar. Persediaan gandum yang merupakan standar jaminan  pangan dunia makin lama makin berkurang. Pada tahun 1961 persediaan gandum amerika serikat mencapai 105 hari. Pada tahun 1972 persediaan menurun menjadi 69 hari konsumsi sementara persediaan menurun ketergantungan kepada amerika utara meningkat. Selama lebih ¼ abad. Wilayah ini telah menjadi gudang pangan bagi negara-negara yang kekurangan pangan di dunia.
       Laporan tentang kenaikan angka kematian karena kurang gizi di negara-negara miskin menunjukan bagaimana masalah pangan dan penduduk memerlukan perhatian lebih mendalam. Gejala penyakit yang disebabkan oleh kelesuhan jasmani meluas dan menghilangkan kegairahan kerja, kemunduran dan penderitaan jutaan manusia. Kekurangan gizi dalam kandungan dan masa kanak-kanak menyebabkan kerusakan otak cacat dan cacat mental pada kanak-kanak. Kekurangan gizi pada saat sekarang akan berakibat pada generasi yang akan datang, yang memasukan unsur-unsur yang merisaukan pada perencanaan lingkungan.

G.   KEMISKINAN DAN KETERBELAKANGAN
Teori Kemiskinan
       Kemiskinan hanyalah menunjuk pada rendahnya tingkatan pendapatan perkapita suatu Negara. Isitilah ini tidak ada hubungannya dengan budaya bangsa tersebut. Dengan demikian kata “miskin” dan “kurang berkembang” dapat saling dipertukarkan (Jhingan, 2008).  
       Prof Shannon dalam (Jhigan, 2008) membuat pembedaan sebagai berikut : “Suatu daerah atau negara dapat digolongkan sebagai berkembang (develop) tetapi miskin disebut sebagai kurang berkembang, suatu daerah yang ‘tidak berkembang’ mungkin dapat disebut sebagai kurang berkembang, apabila ia tidak mampu untuk berkembang, “miskin (poor)” dan “terbelakang (backward)” juga digunakan sebagai sinonim “kurang berkembang.
       Simon Kuznets dalam (Jhingan, 2008) mengusulkan tiga definisi tentang keterbelakangan. Pertama, istilah itu dapat berarti kegagalan memanfaatkan secara penuh potensi produktif dengan menggunakan tingkat pengetahuan teknologi yang ada. Kedua, berarti keterbelakangan dalam kinerja (performance) ekonomi dibandingkan dengan daerah atau negara lain dalam periode yang sama. Ketiga, ia dapat berarti kemiskinan ekonomi, dalam arti kegagalan menyediakan biaya hidup yang memadai dan harta benda yang dapat memuaskan sebagaian besar penduduk.


Karakteristik masyarakat miskin
       Karakteristik masyarakat miskin secara umum ditandai oleh ketidakberdayaan/ ketidakmampuan (powerlessness) dalam hal :
a.       Memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar seperti pangan dan gizi, sandang, papan, pendidikan, dan kesehatan;
b.      Melakukan kegiatan usaha produktif;
c.       Menjangkau akses sumber daya ekonomi;
d.      Menentukan nasibnya sendiri serta senantiasa mendapat perlakuan diskriminatif, mempunyai perasaan ketakutan dan kecurigaan, serta sikap apatis dan fatalistik;
e.       Membebaskan diri dari mental dan budaya miskin serta senantiasa merasa mempunyai martabat dan harga diri yang rendah.

Kemiskinan dan Dampaknya
            Secara konseptual kemiskinan dapat dipandang dari beberapa segi. Pertama-tama dari segi subsistem. Dimana penghasilan dan jerih payah seseorang hanya pas-pasan untuk dimakan saja, atau bahkan tidak pulauntuk itu. Sedangkan dari segi eksternal mencerminkan konsekuensi sosial dari kemiskinan terhadap masyarakat di sekelilingnya, yaitu bagaimana kemiskinanyang berlarut-larut mengakibatkan dampak sosial yang tidak ada habisnya. Sedangkan kemiskinan ada tiga macam, ialah kemiskinan relatif yaitu menurut perbandingan kelas-kelas pendapatan, kemiskinan subjektif, menurut perasaan per orang dan kemiskinan absolut.
            Dampak kemiskinan terhadap orang-orang miskin sendiri dan terhadap lingkungannya baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam, dengan sendirinya sudah jelas negatif. Orang miskin tidak mampu memenuhi keperluan gizi minimal bagi dirinya sendiri maupun bagi keluarganya. Dampak kemiskinan terhadap lingkungan sosial tampak mengalirnya penduduk kekota-kota tanpa bekal pengetahuan apalagi bekal materi. Akibatnya antara lain ialah banyak tukang becak, pemungut puntung, gelandangan, pengemis, dan sebagainya yang menghuni kampung-kampung liar dan jorok di gubuk-gubuk reot yang tidak pantas didiami manusia.

Sebab-Sebab Kemiskinan
Sebab-sebab kemiskinan yang pokok bersumber dari empat hal, yaitu mentalitas si miskin itu sendiri, minimnya keterampilan yang dimilikinya, ketidakmampuan untuk memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang disediakan, dan peningkatan jumlah penduduk yang relatif berlebihan.
Apabila orang sudah terperangkap dalam jurang kemiskinan, dan tidak lagi melihat kemungkinan untuk keluar dari jurang itu, maka ia cendrung mengambil sikap “nerimo” dalam bahasa jawanya. Sumber daya alam lama kelamaan akan terkuras habis, dan bahkan jika tidak habis, makin banyak orang yang memerulakan makanan sedangkan sumberdaya alam bukannya makin meningkat kemampuannya. Hal ini berkaitan dengan meningkatnya kepadatan penduduk yang memang sukar dicegah walaupun program KB terus menerus digalakan.

Pokok-Pokok Penanggulangan Kemiskinan
            Cara-cara penanggulangan penyakit ini pada hakikatnya haruslah sedemikian rupa sehingga sebab-sebab itu bisa dimusnakan, setidak-tidaknya dikurangi. Operasi penanggulangan itu karena harus mencangkup membangkitkan motovasi untuk melepaskan diri dari kemiskinan, secara lebih mengefektifkan program-program yang telah ada dengan lebih mengingat pula kemampuan si miskin untuk memanfaatkannya, meningkatkan prasarana di pedesaan termasuk pemukiman-pemukiman transmigrasi yang baru, dan menyempurnakan aparat pemerintah yang langsung menghadapi dan menangani kaum miskin.






Referensi:
Santoso,Budi,1999,Ilmu Lingkungan Industri,Depok: Gunadarma.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar